Krueng Simpoe |
Saya masih ingat
momen tersebut karena ada drama “bocor ban” dalam perjalanannya. Ban belakang sepeda motor itu mendadak
gembos ketika kami sampai di Juli. Istri sempat mengabadikan momen itu dengan
kameranya, ketika saya mendorong sepeda motor hingga bertemu penambal ban. Saat
saya tanya di mana fotonya sekarang. Ia menjawab polos:
“Entah di mana Adek
simpan,” @_@.
Nah kemarin, saat saya pulang
dari Takengon, Aceh Tengah. Saya kembali melintasi Krueng Simpoe. Niat itu
kembali hadir. Membawa Haruna ke tempat pertama yang dikunjungi Abah dan
Emaknya setelah menjadi sepasang kekasih. Aiih....
Saya merasa
sekarang adalah saat yang tepat membawa Haruna. Usianya per 1 Fabruari nanti
sudah genap 14 bulan. Usia yang
cukup untuk mandi di sungai hehe. Lagi pula, perjalanan
ini tidak terlalu jauh dari rumah kami. Hanya 17 KM dari Kota Bireuen.
Awalnya takut, selanjutnya tak mau berhenti |
Krueng Simpoe
letaknya di tepi jalan Biruen – Takengon. Perjalanan ke tempat ini cukup
menyenangkan. Sepanjang jalan banyak orang menjajakan buah-buahan. Mulai
rambutan, durian, ataupun langsat. Tergantung musim buah apa yang berulir.
Jamboe atau
pondok-pondok kecil adalah penanda bahwa kita telah sampai ke tempat pemandian
Kreung Simpoe. Jaraknya hanya 1 KM dari tapal batas Krueng Simpoe.
Sepintas Krueng
Simpoe seperti tempat pemandian di Batee Iliek, Pidie Jaya. Hanya saja tempat
ini lebih sepi dan cukup aman jika
membawa keluarga. Airnya dangkal dan arusnya juga tidak terlalu deras.
Batu-batu gunung berukuran besar bertaburan di sungai. Dialiri oleh air sungai
yang sejuk.
Quality Time |
Namun kita tetap
harus berhati-hati. Lumut yang melumuri bebatuan ini membuatnya licin. Saya pun
harus berhati-hati saat menggendong Haruna ke tengah sungai. Walaupun dalamnya
tak sampai sehasta kaki.
Semua tentang Haruna |
Di antara perasaan
waspada itu, Haruna menggeliat-geliat dalam dekapan saya. Ia tak sabar untuk
segera bermain air. Tapi begitu saya dirikan ia ke dasar sungai. Secara spontan
Haruna mengangkat kakinya. Disambut cekikikan gembira. Sebuah akumulasi dari
perasaan takut dan bahagia.
Begitu pula
Emaknya, yang sudah tiga bulan tidak main air seperti ini. Bahagia bukan main
saat bersenyawa dengan air Krueng Simpoe.
“Ini namanya create moment,” ucapnya.
Kalimat tersebut
tidak mampu saya cerna dengan baik. Karena Haruna melompat-lompat dalam dekapan
saya. Benar-benar creat moment, pikir
saya.
Create Moment :D |
Oh ya, jika kita berhajat ke
Krueng Simpoe dan duduk di pondok yang tersedia. Maka sudah sepantasnya pula kita memesan
makanan atau minuman. Sebab saya melihat satu rombongan keluarga tiba dan duduk
sesuka hatinya di pondok-pondok itu. Ada tiga pondok yang terisi. Tentu saja
sang pemilik riang bukan main.
Dengan wajah ramah
ia menanyakan menu apa yang hendak dipesan? Spontan wajahnya berubah saat
pengunjung itu menjawab, “Kami enggak pesan, cuma numpang duduk saja,”.
Haruna yang terus memandangi sungai. |
Beruntung, sang
pemilik tidak marah dan mengusir mereka. Ia hanya berlalu, dengan raut wajah
kecewa. Ah, mengapa hal seperti ini
saja kita tidak peka?
Harga makanan di
sini juga tidak terlalu mahal. Masih harga normal jika dibandingkan tempat
wisata lain. Lagi pula orang-orang kampung ini, menggantungkan hidupnya pada
tempat wisata ini.
Hal seperti ini memang ironis. Kita sering
kali ingin dihargai di tempat wisata. Pelayanan yang baik, harganya yang
terjangkau. Fasilitas yang nyaman. Tapi di sisi lain kita lupa, semua itu juga
perlu respon yang baik dari kita sebagai pengunjung. Jadi, ayolah menjadi
pengunjung yang bijak!
Menjelang Ashar,
hujan turun di Krueng Simpoe. Saya bergegas membawa Haruna ke pondok. Kulitnya
sudah pucat, tapi anak ini masih menunjuk-nunjuk sungai. Ia masih tidak rela
saya cukupkan
mandinya. Hampir setengah jam kami
berteduh. Suara hujan yang jatuh di atap nipah, berpadu dengan suara Haruna
yang terus mengoceh.
Menanti Hujan Reda |
Saya senang, perlahan Haruna mulai tertarik dengan wisata alam. Ia
selalu excited jika dibawa keluar
rumah. Kami telah sepakat, akan lebih banyak menyediakan waktu untuknya. Membawanya ke tempat-tempat baru yang menyenangkan. Saya ingin Haruna terbiasa bersentuhan dengan alam.
Krueng Simpoe adalah titik awal, untuk rencana perjalanan kami selanjutnya.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
Arusnya nggak begitu deras lagi ya? Dulu zaman aku SD, kakekku pernah tinggal di KM 9 Juli-Takengon, kami pernah sekali main ke sana, arus sungainya deras, kami cuma berani mandi di pinggir sungai aja.
BalasHapusYa, sudah tenang arusnya. Cocok liburan bersama keluarga :D
HapusEnaknya, kangen kali aku bisa wisata alam
BalasHapusAkhir pekan nanti, bawalah anak-anak ke alam bebas hehe
Hapus