Tendangan Pertama Si Kecil Kami


Hari ini genap 22 minggu istri mengandung. Artinya dua pekan lagi ia akan masuk trismester ke III. Alhamdulillah, sejauh ini kehamilannya berjalan lancar.  Setiap hari saya selalu bertanya-tanya.

“Apakah Dek Bayi ada nendang?”

Sebagai suami tentu saja saya penasaran. Apa yang diperbuat anak kami di dalam rahim emaknya ini. Saat memasuki minggu 16, kata istri ia sudah mulai merasakan ada gerakan di dalam kandungannya. Rasanya seperti hembusan angin.

“Mirip kentut Dek?”.  Ia hanya tersenyum.

Tapi setelah masuk minggu 20, gerakkannya lebih kuat karena si kecil kami mulai menendang.
Terang saja saya penasaran bagaimana rasanya tendangan si kecil ini. Maka saya selalu bertanya, kapan dia mulai menendang? Saya penasaran ingin mendengarnya. Nah, kemarin saat masih pagi. Istri merasakan tendangan yang lumayan aktif. Spontan saja saya meletakkan telinga di perut istri. Saya menanti. Tak ada gerakan apa-apa.

Lalu, setelah beberapa detik menempelkan telinga di perut istri. Tiba-tiba saya terkejut. “Duk…!” suaranya mirip detak jantung. 
“Nah itu nendang dia Bang…,” kata istri.

Mata saya pun berbinar karena pagi itu adalah kali pertamanya saya mendengar tendangan si kecil kami. Ah, ternyata begini rasanya menanti buah hati. Saya senang bukan main. Meskipun hanya sebentar tapi suara itu sudah cukup membuat saya bahagia. 

Dan hari-hari ini, kata istri gerakannya semakin aktif. Khususnya pada malam hari. Bahkan kalau istri mulai lapar si kecil juga menendang. Lebih keras serta penuh maksud.

 “Mak, Ka deukk! (Mak, Lapar!)” begitu kata istri saya mengisyaratkan maksud tendangan si kecil kami itu.

Rencananya, setelah memasuki minggu 24 nanti kami akan kembali USG. Sejauh ini kami baru tiga kali USG. Setiap perkembangan Si Kecil selalu membuat kami antusias. Bahkan istri menggantung foto-foto USG-nya bak jemuran di dinding rumah kami. Dan setiap hari, saya selalu memandangi foto-foto tersebut. tersenyum sendiri karena di sebelah foto USG tersebut tergantung pula foto istri saat masih balita.

“Apakah anak saya secantik emaknya”, pikir saya. Hahaha..

Kata dokter, bayi kami akan lahir paling lambat tanggal 12 bulan 12 tahun ini. Tapi istri saya tidak mau ambil pusing, ia bahkan tak ingat sudah berapa lama mengandung. Ia benar-benar menikmati hari-hari nya sebagai bumil. Ibu Ngemil eh Ibu Hamil.

Sayalah yang paling antusias menghitung berapa lama dia mengandung dan berapa lama lagi dia akan bersalin. Hehe

Saya juga yang melarang dengan keras, kalau istri tiba-tiba ingin makan makanan yang bermecin seperti indomie dkk. Untuk kasus ini, saya harus tega. Lebih baik saya membelikannya makanan mahal daripada makananan yang miskin gizi tersebut. Sikap protektif ini karena saya hanya ingin bayi dan ibunya nanti lahir dengan sehat dan selamat.

Seperti hari-hari yang telah kami lewati. Tak terasa sudah masuk 22 minggu kehamilan anak kami ini. Semoga Allah memudahkan segalanya, hingga hari persalinan itu tiba.

Selamat berjuang istriku, bertahanlah. Tiga bulan setengah lagi kok ^^



Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

1 comments:


  1. After exploring a number of the blog articles on your web page, I truly appreciate your way of blogging. I saved as a favorite it to my bookmark website list and will be checking back soon. Please visit my website too and let me know your opinion. aol login

    BalasHapus