Kau, Aku dan Rencana Petualangan Kita

laut, aceh

Saya dan istri sebenarnya memiliki banyak perbedaan. Baik itu prinsip hidup, kebiasaan, bahkan hobi. Istri gemar memasak, tapi saya doyan makan. Istri lebih nyaman di rumah, namun saya lebih senang jalan-jalan.  Selain itu, ada banyak hal lain dari kami yang tak sejalan. Meskipun demikian, semua perbedaan itu tak menjadi masalah di antara kami. Perbedaan itu justru menjadi warna sendiri dalam hari-hari yang kami jalani.


Saya memahami, kalau perbedaan ini karena kami berasal dari latar belakang yang berbeda. Suatu kali, saya bertanya, kenapa dia lebih suka di rumah? Pertanyaan ini memang sedikit retoris. Karena sebelum menikah, saya pernah bertekad untuk pergi ke tempat-tempat menarik bersama istri saya nantinya.

Saya akan membawanya pergi ke puncak gunung, mengarungi laut, backpacking ke tempat-tempat yang memiliki budaya yang unik. Sederhananya, saya ingin pergi bertualang bersama istri. Kalau kata Andrea Hirata, kami ingin merasakan sari pati kehidupan. :D

Buku-buku Agustinus Wibowo juga turut mempengaruhi jiwa bertualang saya. Catatan perjalananya ke negeri-negeri Asia Tengah telah sukses meracuni saya, untuk tidak hanya diam di negeri sendiri. Tapi harus berani melangkah ke tempat-tempat jauh. Menjelajah negeri asing, lalu menemukan banyak kearifan hidup di sana.
agustinus wibowo, aceh, wisata aceh
Bersama Agustinus Wibowo , Sang Petualang Sejati
Tapi impian saya itu sepertinya punya hambatan. Pasalnya, saya mendapati istri yang tampaknya lebih setia untuk berlama-lama di rumah, dari pada melamun di atas gunung :D. Istri yang lebih suka berkebun dibandingkan memacu adrenalin di atas arung jeram.

Meskipun demikian, saya tak putus asa. Saya tetap berupaya “meracuni”-nya agar mengikuti jejak saya yang tak bisa diam ini haha.

Saat itulah, lampu hijau pun menyala. Ketika pertanyaan saya itu, dijawab istri dengan sedikit melankolis. “Sebenarnya adek pengen jalan, cuma enggak ada yang mau bawa adek”.  Ya salaam…. Sejuk mendengarnya.
wisata aceh, couple, pengantin baru
Dari Sandal Kondangan, ke Sandal Petualang :D
Mungkin inilah salah satu hikmah sebuah pernikahan. Kita menjadi lebih berani mengungkapkan impian hidup kita. Karena hidup kita tak lagi sendiri. Kebersamaan membuat kita yakin dan kuat untuk menunaikan sebuah impian.

Saat itulah saya diam-diam mulai mengatur strategi untuk menjalankan sebuah misi rahasia yaitu, “meracuni” istri agar gemar bertualang. Fakta bahwa istri tak pernah pergi jalan-jalan, membuat saya semakin semangat. Beberapa tempat wisata di Aceh langsung saya list. Satu per satu menjadi target perjalanan kami.
aceh, wisata aceh, laut
Bersama dan selalu bersama

Setiap akhir pekan, kami telah sepakat untuk pergi jalan-jalan. Tempatnya pun tak perlu jauh-jauh. Karena yang paling penting ia merasa berkesan terlebih dahulu. Mulanya, saya mengajak dirinya pergi ke sepanjang jalan baru di desa Ulee Lhee. Lalu kami duduk di atas tumpukan batu pembatas pantai. Di sanalah kami bercerita sambil makan-makan. Sederhana memang, tapi inilah bagian dari rencana saya untuk menumbuhkan jiwa petualang dalam dirinya. Perlahan, perjalanan kami pun semakin jauh dari rumah.

Hingga akhirnya, saya sukses membawa istri ke puncak gunung Grutee. Sebuah tempat yang menurut dirinya, adalah tempat paling jauh dan menegangkan dalam hidupnya hahah. Pasalnya, kami ketika itu pergi dengan sepeda motor. Saya ingat, saat meliuk-liuk di Gunung Paro dan Kulu. Istri memegang erat tubuh saya, sambil komat-kamit mulutnya membaca doa. Ia pun berulang kali mengingatkan saya untuk berhati-hati. Sementara saya hanya senyum-senyum saja sepanjang jalan.:D
grutee, aceh jaya
Tersenyum, setelah berhasil melewati Gunung Paro dan Kulu

Bagi saya, rasanya ada kebahagian tersendiri ketika berhasil membawa pujaan hati saya ini, pergi ke tempat-tempat yang belum pernah ia kunjungi. Apalagi tempat itu, tak pernah terlintas dalam benaknya sekalipun.

Jalan-jalan tampaknya adalah kata yang asing dalam hidup istri saya. Tinggal di Kota Bireuen namun tempat yang paling jauh dikunjunginya hanyalah kota Langsa, yang jaraknya hanya sekitar 250 Km dari rumahnya. Barulah setelah menikah, rekor perjalanannya bertambah 30 Km yaitu saat intat linto (mengantar pengantin lelaki) ke Kampung Durian, Kuala Simpang. Tempat kelahiran saya.

Istri saya, memang hidup dengan cara pandang yang sederhana. Ia tak merasa  perlu pada hal-hal mewah dan besar, karena baginya sesuatu yang kecil sekalipun sudah cukup membahagiakan. Sepertinya, ia berupaya untuk berbesar hati terhadap hal-hal yang sulit diraihnya. Maka ia pun memberikan definisi yang sederhana terhadap kata bahagia.
laut, wisata aceh
Cekrek dulu sekali :D
Pernah sekali saya bertanya, rumah seperti apa yang ia idamkan? Ia menjawab, seperti rumah orang Jepang. Berbahan kayu, pintunya model geser ke samping dan di halaman rumahnya ada bunga-bunga ataupun sayuran. Simple. Lalu, apa impiannya saat ini, ketika sudah menjadi ibu rumah tangga? Jawabannya lebih sederhana lagi. “Adek ingin punya alat dapur yang lengkap”. hahah

Kepribadiannya yang demikian, membuat saya sadar. Mungkin inilah salah satu alasan, mengapa Allah menjodohkan saya dengan dirinya. Perbedaan antara kami adalah untuk melengkapi. Jalan pikiran  yang tak sama, adalah cara Tuhan mendidik kami untuk saling memahami.

Tapi saya tahu, perjalanan punya makna sendiri dalam hidupnya. Ia sendiri sebenarnya punya tempat-tempat impian untuk dikunjungi. Menariknya, ia memiliki alasan yang kuat mengapa harus mengunjungi tempat-tempat tersebut.
aceh, hutan aceh
Di Kaki Gunung :)
Sebagai suami, saya pun merasa bertanggungjawab untuk mewujudkan list impiannya itu. Beberapa tempat yang ia impikan, sebagiannya telah saya kunjungi. Seperti Taman Bunga Nusantara di Cipanas, ataupun kebun binatang Ragunan di Jakarta. Ketika saya menceritakan bagaimana suasana tempat-tempat itu, matanya berbinar-binar. Mengharukan sekali rasanya hihi…

Saat ini saya memang tidak memiliki ekonomi yang kuat. Tapi saya selalu berupaya menyakinkan dirinya. Bahwa tak ada yang tak mungkin dalam hidup ini. Termasuk mengunjungi tempat-tempat yang telah bersemayam dalam dirinya. Setidaknya, ia harus percaya pada dirinya sendiri. Percaya pada rencana-rencana Tuhan yang selalu tak terduga.
Pede Kate dengan Siamang :D
Oleh karena itu, meskipun kami hidup dengan sederhana dan penuh keterbatasan. Tapi semua itu tidak memupuskan impian kami untuk pergi bertualang ke tempat-tempat yang jauh. Apalagi bagi saya, merencanakan sebuah perjalanan itu memberikan energi sendiri. Membuat saya semakin bergairah menjalani hidup.

Maka istriku, bersemangatlah. Karena petualangan kita baru saja dimulai…..


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

15 comments:

  1. Waah asyiiiik abang dan kakak jalan-jalan...
    Kalau ke TBN. singgahlah ke Bogor abang sama kakak.
    Saya ajak keliling kampus. Kikikiki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sungguh Yanti! :D
      Gaya-gayanya mau menetap di Bogor nih.. :D

      Hapus
  2. Sejuk kali hati kami baca tulisan ini. Halus kali penulisannya. Dari judulnya tadi ga nyangka kalau isinya akan bercerita tentang istri dan kehidupan setelah menikah. Biasanya orang bercerita enak-enaknya aja plus ditambah sindiran-sindiran standar.
    "Setidaknya, ia harus percaya pada dirinya sendiri. Percaya pada rencana-rencana Tuhan yang selalu tak terduga." <=== suka kali sama kalimat ini. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih owner Hananan.com :D
      Ayo Bang Cit, kapan diajak ke pelaminan adeknya uhuyy... :D

      Hapus
  3. Hmmm.. Mesranya.. Langgeng trus ya brother, moga cpt nyusul py baby..

    BalasHapus
  4. Xixixi suswiiit. Eeyy pakcik, kami maulah versi Kakak kek mana. Racuni ngeblog juga lab. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe... kalau itu, terserah Kakak lah...

      Hapus
    2. sepertinya kak risma pernah nulis juga lah. coba cek timelinenya di FB. sepertinya dipost di blog ini juga.

      Hapus
  5. Adu du adu du mana tahaaan pengen ... ... haha
    Keren kali Bang Ibnu, sweet that jalan2 bareng si adek.
    Eh, foto di sawah itu cakep ya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe
      Ini juga masih belajar teknik fotografi via HP :D

      Hapus
  6. Lepas Baca ni jadi pengen Nikaahhhh teroosss Bang.

    BalasHapus